Kebiasaan Baru Karena Pandemi Corona

Sudah lama ga nge-blog lagi. Kayaknya kalau di hitung sudah 4 tahun lebih aku ga menyambangi blog ini. Mungkin juga kalau bukan karena gabut #dirumahaja blog ini tidak akan aku buka. Aku mulai baca lagi tuh bacotan-bacotanku dulu di sini. Dan ternyata wagu banget saat dibaca ulang. Makanya sekarang hanya ada beberapa tulisan aja yang masih aku simpan di blog dan sisanya aku hapus. Isin.

Padahal ga ada yang baca wkwk

Kalau dihitung sudah hampir dua bulan kita dipaksa berdiam di rumah. Walaupun begitu, angka korban yang positif dan meninggal karena corona terus bertambah. Itu karena masih banyak orang yang tidak punya kesadaran akan bahaya penyakit ini. Tapi kalau dipikir lagi, kebijakan #dirumahaja ini juga aneh sih. Masak ya digembar-gembor setiap hari tapi ga ada yang ngawasin. Aparat aja keliling hanya di minggu pertama aja. Hari selanjutnya dan sampai sekarang kita bebas kelayapan lagi kemanapun asal pakai masker. Emang pemerintah sekarang itu...

Maaf kalimat terakhir di atas tidak bisa dilanjutkan karena ketika aku tulis kata-katanya hilang sendiri (pie enak jamanku tho?) Karena sepertinya sudah mulai ga jelas ini tulisan. Sekarang akan aku bahas nih kebiasaan baruku karena kebanyakan #dirumahaja

Kebiasaan yang pertama adalah jam tidur yang amburadul. Dulu aku biasa tidur sekitar jam 10/12 malam dan terbangun sekitar jam 5/6 pagi. Tapi sekarang jam tidurku berubah total dimana aku sama sekali tidak tidur di malam hari. Aku mulai tidur biasanya sekitar jam 6/7 pagi sampai jam 9 pagi karena ada meeting kantor dan baru tidur lagi jam 10 pagi sampai jam 2 siang. Itu juga kalau ga ada kerjaan, kalau ada kerjaan pasti ga tidur. Eh tetep tidur sih, kerjaan ditinggal wkwk. Sering juga meeting terlewat karena ketiduran (maaf pak bos kalo baca wkwk). Bahkan beberapa hari terakhir aku bisa tidur sampai buka puasa.  Aku takut kebiasaan ini akan keterusan sampai work from home tidak diberlakukan lagi. Bisa-bisa dipotong gaji (sekarang aja udah wkwk).

Kebiasaan yang kedua adalah tentang makanan. Dari awal pandemi sampai sekarang aku sering pesan makan di aplikasi ojol karena susahnya cari makan. Alesan aja sih sebenernya, gampang kok, tapi males. Selain itu juga kalau malam aku selalu makan mie di warkop pakde. Dampak yang pertama adalah pemborosan uang karena aku tidak merasa eman-eman (apa sih bahasa indonesianya?) ketika sudah top up saldo di OVO/DANA. Jadi tidak akan berasa tuh udah top up berapa kali dan berapa rupiahnya. Tiba-tiba saldo di rekening sudah Rp 10.000 aja. Dampak yang kedua yaa.. ga sehat aja sih sebenernya. Setiap hari lho makan mie instan, double lagi pakai telur setengah mateng. Enakepol!.

Kebiasaan yang berubah selanjutnya adalah jadwal mandi. Dulu jadwal mandiku adalah pagi sebelum berangkat kantor. Sekali doang. Jarang dua kali atau lebih. Nah sekarang ini jadwal mandiku berubah jadi malam hari. Biasanya sebelum makan malam di pakde sekitar jam 12 atau sebelum makan sahur jam setengah 3. Tapi jujur jadi lebih seger sih. Kadang siang kalau sumuk juga mandi lagi, itu juga kalau ga mager.

Kalau yang terakhir ini sebenarnya bukan kebiasaan sih, tapi terbiasa. Yaitu terbiasa rambut panjang seperti gembel. Jadi rambutku itu kayak kriwil-kriwil gitu kalau panjang ga bisa disisir. Beberapa temanku juga bilang rambutku mirip Albert Einstein kalau lagi gembel. Tadinya risih banget punya rambut panjang gini tapi sekarang sudah terbiasa punya rambut seperti ini. Ya gimana lagi tukang cukurnya udah pada tutup. Kalaupun ada yang buka juga ngeri-ngeri sedap karena aku kan gatau itu unduk yang dipakai bekas siapa. Kalau customer sebelumnya itu kena corona nanti aku ketularan dong dong dong.

Sebenarnya masih banyak yang mau aku bahas. Tapi udah males ngetiknya. Mungkin kapan-kapan bakal aku update lagi. Bye.

No comments:

Post a Comment